Minggu, 20 Juni 2010

Adakah Obat untuk HIV/AIDS Saat Ini?



AIDS merupakan penyakit yang paling ditakuti pada saat ini. HIV, virus yang menyebabkan penyakit ini, merusak sistem pertahanan tubuh (sistem imun), sehingga orang-orang yang menderita penyakit ini kemampuan untuk mempertahankan dirinya dari serangan penyakit menjadi berkurang. Seseorang yang positif mengidap HIV, belum tentu mengidap AIDS. Banyak kasus di mana seseorang positif mengidap HIV, tetapi tidak menjadi sakit dalam jangka waktu yang lama. Namun, HIV yang ada pada tubuh seseorang akan terus merusak sistem imun. Akibatnya, virus, jamur dan bakteri yang biasanya tidak berbahaya menjadi sangat berbahaya karena rusaknya sistem imun tubuh.
Karena ganasnya penyakit ini, maka berbagai usaha dilakukan untuk mengembangkan obat-obatan yang dapat mengatasinya. Pengobatan yang berkembang saat ini, targetnya adalah enzim-enzim yang dihasilkan oleh HIV dan diperlukan oleh virus tersebut untuk berkembang. Enzim-enzim ini dihambat dengan menggunakan inhibitor yang nantinya akan menghambat kerja enzim-enzim tersebut dan pada akhirnya akan menghambat pertumbuhan virus HIV.
HIV merupakan suatu virus yang material genetiknya adalah RNA (asam ribonukleat) yang dibungkus oleh suatu matriks yang sebagian besar terdiri atas protein. Untuk tumbuh, materi genetik ini perlu diubah menjadi DNA (asam deoksiribonukleat), diintegrasikan ke dalam DNA inang, dan selanjutnya mengalami proses yang akhirnya akan menghasilkan protein. Protein-protein yang dihasilkan kemudian akan membentuk virus-virus baru.

Gambar 1A Struktur Virus HIV

Gambar 1B Daur hidup HIV

STEPHEN JOHNSON SYNDROME

Mungkin belum banyak di antara kita yang mengenal penyakit ini. Stephen Johnson Syndrome (SJS)-diambil dari nama penemunya --. Namanya memang bagus. Penyakit yang biasanya disebabkan oleh reaksi alergi terhadap obat-obatan, virus atau bakteri ini memang perlu diwaspadai. 


Ketika mendapat pengobatan dari dokter, sering kali kita tidak terlalu mempedulikan jenis obat apa yang diberikan kepada kita. Sebagai pasien, kita hanya menyerahkan sepenuhnya kepada dokter tindakan pengobatan yang akan dilakukan. Sering kali pula dokter tidak melakukan dialog dengan pasien mengenai sejarah kesehatan si pasien. Ini dapat mengakibatkan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Salah satunya adalah alergi terhadap obat-obatan tertentu yang mengakibatkan terjadinya Stephen Johnson syndrome.

Stephen Johnson syndrome merupakan reaksi alergi terhadap obat-obatan atau terhadap infeksi virus atau bakterri. SJS ini menimbulkan luka pada kulit terutama pada bagian tungkai dan lengan bawah, mulut (disebabkan berkurangnya selaput lender di mulut), usus, kornea, alat kelamin dan saluran kencing. Biasanya gejala ini disertai pula dengan demam yang tinggi.

Kamis, 03 Juni 2010

π (Pi) Ternyata Bukan 22 per



pi_large Bulan lalu ketika malam minggu sehabis melihat tayangan TV malah , saya terpikirkan tentang angka π yang jaman dulu katanya 22/7. Tapi apa iya kalo π itu sama persis dengan 22/7?
Untuk lebih jelas dan mudahnya menjawab rasa penasaran, saya unduh software kalkulator ringan disini. Lalu saya coba untuk meminta tentang harga/nilai dari pi. Berikut screen shootnya:
new-picture1
Pertama saya klik cnst yang berarti konstanta atau nilai tetap. Lalu saya pilih Pi…
new-picture-11
Setelah itu akhirnya keluar angka ……
new-picture
Itulah jawabannya, ternyata pi adalah 3,1415926536….(kalkulator ini hanya punya nilai 10 angka dibelakang koma).
Untuk mengetahui apakah itu 22/7 atau bukan, ya mudah saja. Tinggal ambil kalkulator lagi, pencet 22, lalu pencet ÷ (bagi), pencet 7, pencet = (sama dengan), dan hasilnya adalah….
Ternyata 22 : 7 = 3.1428571429…..
Kesimpulan dari kalkulator saya diatas menunjukkan dengan sangat valid bahwa:
Pi = 3,1415926536     sedangkan 22/7= 3.1428571429
Sehingga Pi ≠ 22/7 (Pi bukan 22/7)
Darimanakah angka itu berasal? Waduh susah sekali, 
Sumber : www.netsains.com

Selasa, 01 Juni 2010

Menjaga Kesehatan Otak Agar Tetap Konsentrasi



brain-control-computer-1232Netsains.Com – Otak adalah tempat di mana kita menyimpan berbagai memori atau ingatan hidup kita serta merupakan alat berpikir yang jauh lebih baik daripada otak binatang. Kita bisa menghapal lagu, mengingat cinta masa lalu yang indah, melamun yang tidak-tidak, berkonsentrasi mengerjakan soal ulangan, dan lain-lain semua melibatkan otak.
Karena otak adalah salah satu organ vital yang ada pada tubuh kita, maka sudah selayaknya kita menjaga dan merawat otak agar tidak tekor dan error. Otak yang eror bisa membuat orang menjadi gila, camen atau cacat mental, kurang waras, halusinasi, paranoid, dan lain sebagainya.
Berikut ini adalah tips cara menjaga dan merawat kesehatan otak manusia dari website organisasi.org tercinta :
1. Tidak Mengkonsumsi Narkoba dan Rokok
Dengan gemar merokok atau memakai narkoba otak akan rusak dan kehilangan fungsi-fungsinya. Selain itu otak jadi rentan terserang berbagai penyakit mulai dari yang ringan hingga yang berat. Ada perokok berat yang apabila tidak merokok maka dia tidak dapat berpikir dengan baik, namun semua itu hanya omong kosong yang merupakan sugesti saja. Hati-hati dan waspada pula dengan zat adiktif dan zat aditif yang dapat merusak otak kita.